Kuliah

Minggu, 17 Juni 2012

KESADARAN MENJAGA BUMI DARI EGO KITA


Kawan-kawan intelek muda, saya disini akan menceritakan mengenai pengalaman kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) yang saya ambil di semester empat ini. PKLH merupakan sebuah program kependidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup serta dampaknya terhaap kehidupan umat manusia baik di tingkat lokal maupun global. Lebih lanjut PKLH bertujuan untuk menambah  sikap, kepedulian dan bertindak dengan ikhlas untuk mengatasi masalah tersebut.
Kawan intelek muda past mengerti masalah kependudukan dan lingkungan hidup yang tengah dialami, khususnya di Indonesia dan umumnya di dunia. Masalah kependudukan Indonesia tidak akan lepas dari istilah jutaan bahkah ratusan juta penduduk Indonesia. Mengapa? Indonesia merupakan negara dengan penduduk kurang lebih 238 juta (World Population Data Sheet 2011) dan memiliki luas daratan  1.922.570 km2 (id.wikipedia.org/wiki/Indonesia). Dengan luas daratan yang sedemikian dan jumlah penduduk yang hampir menyaingi United Stated ini dimungkinkan akan terus melaju pada 10 tahun kedepan. Bayangkan ledakan penduduk yang akan lebih dahsyat dari sekarang dan betapa sesaknya Indonesia di masa datang? Seharusnya ini sebagai koreksi penduduk Indonesia agar setidaknya menahan laju penduduknya dengan memperhatikan luas wilayah yang dimiliki Indonesia.
Masalah kependudukan juga akan berpengaruh pada masalah lingkungan di Indonesia. Masalah lingkungan yang terjadi satu dekade ini sungguh amat mengkhawatirkan. Dari masalah sampah, banjir air hingga banjir lumpur panas. Permasalahan tersebut begitu pelik di selesaikan dan membutuhkan biaya dan tenaga yang banyak. Sampah hal biasa yang selalu ada dalam kehidupan. Kita selalu berpikir bahwa sampah itu sebuah kewajaran, namun kita tidak pernah berpikir bahwa suatu saat nanti sampah itu akan menumpuk. Bisa bayangkan kalau satu provinsi penuh dengan sampah? Bisa bayangkan kita pingsan jika terus berada di dekat sampah-sampah? Marilah kawan muda kita jangan membiarkan sampah kita terus menumpuk, lakukan satu perubahan yaitu dengan me-re-use dan me-recycling sampah kita. Kawan intelek muda, masih punya mimpikah bahwa kita bisa bahagia dengan anak cucu kita? Wujudkan mimpi itu dengan menjaga lingkungan dari sampah yang berlebihan dan sampah yang tidak bisa diuraikan.
Belum lagi hutan kita yang terancam gundul dari incaran cukong-cukong. Hal ini membuat Indonesia semakin pudar dari sebutan zamrud khatulistiwa. Padahal, perlu diketahui kawan intelek muda, hutan yang kita tidak pernah kita lihat bahkan kita rawat itu adalah aset terbesar Indonesia. Bukan aset Indonesia saja namun juga aset dunia. Mengapa demikian? Hutan memiliki banyak fungsi salah satunya fungsi geologis, yaitu mencegah erosi, banjir dan tanah longsor. Bayangkan kawan intelek muda, kalau hutan di Indonesia habis di gunduli para cukong bagaimana nasib kita dan nasib anak cucu kita kelak? Mampukah kita dan anak cucu kita hidup tanpa hutan, tanpa oksigen dan tanpa air? Hutan sangat berpengaruh jadi jagalah hutan Indonesia dari para cukong agar tetap hijau sampai anak cucu kita kelak.
Sekarang bagaimana kita harus berbuat? Kawan intelek muda yang memiliki jiwa kritis, kita harus memiliki jiwa pelestari (sustainable) agar dapat menjaga bumi Indonesia bahkan dunia tetap hijau. Agar menjadi orang yang berjiwa sustainable kita harus menjalankan empat tindakan, yaitu (1) bersedia melakukan konservasi, yaitu memelihara, menghemat, memperbaiki, dan stop pemborosan; (2) re-use dan recycling; (3) use more renewable; (4) mengendalikan pertumbuhan penduduk. Keempat tindakan tersebut adalah tindakan untuk menjadi orang yang beretika terhadap lingkungan. Satu kunci pokok dari bahasan diatas yaitu kita sebagai generasi penerus harus mampu mengendalikan diri, karena Tuhan menyukai orang-orang yang mengendalikan diri dan tidak berlebihan.
Sekian kawan intelektual muda sharing mengenai ilmu yang saya dapat di bangku perkuliahan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Semoga bermanfaat. J   


Salam,
Syahida Norviana (008)
Pendidikan Akuntansi 2010 A

4 komentar: