Kuliah

Selasa, 08 Maret 2011

Merappiiii , Let me g00 !!!!


FOR MY PRINCESS CHARMING
by : Syahidda noor viana
Ada cinta di rindangnya beringin
Keluarga bahagia bercengkrama ria
Tak ada duanya bagai mutiara
Di sekelilingnya hijau merapi bernyanyi
Sejuknya masih sanggup bertahan beribu tahun
Jernihnya mata air masih sanggup mengalir sepanjang waktu
Hingga batas itu meghalang semua berubah
Merapi tak seperti biasa
Ia mempertontonkan keperkasaannya
Meraup nyawa sang penjaga
Terus menerus hingga kemolekannya  sirna
Menghantam dini hari jumat
Saat lelap dari lelah
Diatas , langit begitu teramat kelam
Berbalut mega jingga mencekam umat
Gempa menggoyang malam
Guruh gemuruh berpacu dengan kekelaman
Suasana semrawut bercampur riwut
Gelegar sang eyang tua di pucuk sana
Ababil seakan datang melontarkan bintang bintang
Merah saga mewarnai sleman
Deru deru gerobak bak tua menyeru
Hiruk pikuk tengah malam berssahut petir
Disana sini hanya nyawa yang berarti
Gerobak tua melaju tanpa rasa
Sedang disana ada wanita tua meronta
Di belakangnya bergulung gulung bunga hitam pekat
Selendangnya terbang sedang abunya menggilas pedas
Rentetan salju panas menghujam keras
Tak peduli harta, asal nyawa tak jadi tumbalnya
Gerobak tua berlalu menjauh piramida bertajin merah di pucuknya
Tapi, di mataku tangis tak kunjung reda
Sayatan pilu mengucur bak lava pijar
Tak ada lagi kata yang mampu dikeluarkan
“ Gusti Allah, kiamatkah ini ?”
Takut, kalut, bak kebakaran rambut
Saat pagi tak lagi bermentari
Kotaku mati tanpa kehidupan
Bau belerang menusuk nusuk
Tanah tak mampu lagi untuk dipijak
Bak salju mendidih, membakar istana
Meluluh lantakkan segala kehidupan
Seperti tumbal kalap dalam peradaban
Merapi cantik memurkakan manusia
Sajak kemaksiatan harus di tumpaskan
Seperti tenda tenda bergambar yang berpamrih
Di bungkusnya berstempel simpati
Ini saat tepat beraksi, membuai
Tapi, di ulu hati semua menangis
Meronta perih tanpa asa
Rumah, ternak, bahkan keluarga sirna
Tak ada lagi kehidupan berarti
Bagaikan sampah terpuruk membangkai
Hijau mengalun putih membumihanguskan cinta
Gusti Allah ! inikah cinta?
Kemanakah tujuan akhirnya, aku bosan
Aku ingin pulang,
Aku ingin menghapus merapi
Menghapus luka
Menghapus duka
Gusti Allah, kembalikan duniaku
Kembalikan keluargaku
Kembalikan rumahku
Kembalikan kebahagian itu
Kembalikan !!!
Tumbal yang bagaimanakah yang harus kuberi?
Ataukah harus nyawaku
Agar aku bisa bersama orang yang kusayangi
Gusti Allah
Aku sudah tak punya asa, tak ada harta
Tak ada yang ku punya satupun jua
Kini aku menunggu waktu
Saat mentari kembali ke peraduannya
Saat mega membiru bersama kicauan pipit
Jiwaku kekar bak merapi membakar diri
Aku masih mampu berpijak
Aku masih mampu bergolak
Menuntaskan perubahan yang semakin bergejolak
Aku ingat, aku masih punya cinta
Cintaku pada Mu ya Gusti
Cinta yang mampu menguatkan
Cinta yang mampu mengingatkan
Kini aku tegar, setegar mentari pagi
Hidupku adalah api yang membakar asa jadi nyata
Hidupku adalah air yang mengalirkan cita
Hidupku berkuat menguat sekuat dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar