Kuliah

Jumat, 08 Juni 2012

MAKALAH KURIKULUM DAN ANAK


MAKALAH
KURIKULUM DAN ANAK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum dan Buku Teks Dosen Pengampu : Ani Widayati, M.Pd.



logo_uny.gif











Disusun oleh :
1.      Rina Susilowati                             (10403241013)
2.      Setya Dita Furiyana                      (10403241033)
3.      Ika Widya Martanti                      (10403241034)
4.      Amalia Nur Latifah                       (10403241037)



PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Selama proses penyusunan tugas ini, penyusun mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.         Ibu Ani Widayati, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Kurikulum dan Buku Teks Akuntansi.
2.         Ibu, Bapak, dan segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa.
3.         Teman – teman yang telah memberikan semua bantuannya.
4.         Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan.

Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan mendapatkan ridho dari Allah SWT, Amiin. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga menjadi lebih baik untuk nanti ke depannya.

Semoga tugas  ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Yogyakarta, Maret 2011



Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A.    LATAR BELAKANG ....................................................................... 1
B.     RUMUSAN MASALAH .................................................................. 1
C.     TUJUAN ............................................................................................ 1
D.    MANFAAT ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A.    PENGERTIAN KURIKULUM DAN ANAK ................................ 2
B.     PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK ANAK DIDIK ............ 2
C.     PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM .............................. 4
D.    KEDUDUKAN ANAK DALAM KURIKULUM ......................... 5
E.     PERKEMBANGAN ANAK DIDIK ............................................... 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10
A.    KESIMPULAN ................................................................................. 10
B.     SARAN ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
 


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam proses pendidikan, ada tiga unsur yang harus ada. Tiga unsur tersebut adalah guru atau pendidik, siswa atau anak didik dan kurikulum. Ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling memiliki hubungan. Dalam hal ini, perlu diketahui hubungan antara kurikulum dengan anak didik. Kurikulum yang digunakan dalam pengajaran harus sesuai dengan perkembangan anak didik. Seorang siswa harus mampu menerima dan menyelesaikan apa yang ditugaskan untuknya. Anak didik juga memiliki kedudukan dalam kurikulum itu sendiri.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2.      Apa yang dimaksud dengan anak dan anak didik?
3.      Bagaimana perkembangan anak didik?
4.      Apa hubungan antara kurikulum dan anak didik?

C.    TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian kurikulum.
2.      Mengetahui pengertian dan karakteristik anak didik.
3.      Mengetahui perkembangan anak didik.
4.      Mengetahui kedudukan anak dalam kurikulum.

D.    MANFAAT
Manfaat disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui kedudukan anak didik dalam kurikulum. Selain itu, makalah ini disusun untuk mendapatkan jawaban apakah pengembangan kurikulum harus memperhatikan asas psikologi anak. Dari makalah ini juga dapat diketahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak didik.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KURIKULUM DAN ANAK
1.      Pengertian Kurikulum
Pada awalnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia olah raga pada jaman
Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata Curir artinya pelari dan Curere artinya ditempuh atau berpacu. Curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2.      Pengertian Anak
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah "anak".
B.     PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK ANAK DIDIK
1.      Pengertian Anak Didik
Anak didik adalah anak yang karena ketergantungannya menimbulkan tanggungjawab pendidikan pada orang dewasa, sehingga secara sengaja orang dewasa itu memberikan bantuan ke arah kedewasaan.
Menurut Sutari Imam Barnadib (1995), peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Ia adalah sosok yang selalu mengalami perkembangan sejak lahir hingga meninggal dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar.
2.      Karakteristik Anak Didik
a.       Anak didik adalah subjek atau persona
Anak didik adalah manusia, yaitu pribadi yang memiliki kedirisendirian, dan kebebasan dalam mewujudkan dirinya sendiri untuk mencapai kedewasaannya. Setiap anak didik bebas menentukan dirinya sendiri, mempunyai keinginan sendiri untuk menjadi orang dewasa seperti yang dicita-citakan oleh dirinya sendiri.
b.      Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas
Anak didik merupakan insan yang unik. Ia sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang berbeda dengan individu lain yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan.
c.       Individu yang sedang berkembang
Menurut ilmu psikologi manusia mempunyai tahap-tahap perkembangan manusia, setiap perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan tertentu dan menuntut perlakukan tertentu pula. Selalu ada perubahan dalam diri anak didik, baik yang ditujukan pada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungannya.
d.      Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
Walaupun ia adalah makhluk yang berkembang punya potensi fisik dan psikis untuk bisa mandiri, namun karena belum dewasa maka ia membutuhkan bantuan dan bimbingan dari pihak lain sesuai kodrat kemanusiaannya.
e.       Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Hal ini dikarenakan bahwa di dalam diri anak ada kecenderungan untuk
memerdekakan diri, sehingga mewajibkan bagi pendidik dan orang tua untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan kepada anak dan pada akhirnya pendidik mengundurkan diri.
f.       Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu
Setiap manusia hidup dalam dunianya masing-masing sesuai tahap perkembanganya, jenis kelamin, cara pandang, cara berpikir dan lain-lain.
g.      Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu
Anak didik adalah subjek yang berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya tertentu sehingga anak didik memiliki karakteristik tertentu yang berakibat pengaruh lingkungan dimana ia dibesarkan dan dididik.
h.      Anak didik memiliki potensi dan dinamika
Bantuan orang dewasa berupa pendidikan agar anak didik menjadi dewasa akan mungkin dicapai oleh anak didik. Hal ini disebabkan anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia dewasa, dan ia memiliki dinamika yaitu aktif sedang berkembang dan mengembangkan diri, serta aktif dalm menghadapi lingkunganya dalam upaya mencapai kedewasaannya.
C.    PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan beberapa prinsip berikut ini :
1.      Relevansi
Hubungan antara kurikulum dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individual.
2.      Adaptasi
Kurikulum memperhatikan dan menyesuaikan perubahan psikologis, IPTEK dan seni
3.      Kontinuitas
Kurikulum disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya.

4.      Fleksibilitas
Kurikulum dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secar fleksibel sesuai keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara setempat.
5.      Kepraktisan dan Akseptabilitas
Kurikulum memberikan kemudahan bagi para pendidik, praktisi, dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
6.      Kelayakan
Kurikulum menunjukkan kelayakan dan keberpihakan pada anak didik.
7.      Akuntabilitas
Kurikulum dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
D.    KEDUDUKAN ANAK DIDIK DALAM KURIKULUM
Berbagai studi telah diadakan untuk mengenal anak secara lebih luas dan mendalam. Studi ini antara lain menjadi pokok penelitian psikologi anak yang mempelajari anak dalam segala aspeknya antara lain mengenai perkembangan anatomis dan fisiologis, kemampuan motoris, bahasa dan komunikasi, perkembangan mental dan inteligensi, perkembangan pengertian dan pemahaman, kreativitas dan permainan anak, kelakuan sosial, watak dan disiplin, kepribadian dan kesehatan rohani dan sebagainya.
Berhubung dengan hasil studi tentang anak Lester D. Crow dan Alice Crow menyarankan hubungan kurikulum dan anak sebagai berikut :
  1. Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
  2. Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan juga berguna untuk menghadapi kebutuhannya masa mendatang.
  3. Anak hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatannya sendiri dan tidak sekedar penerima pasif apa yang dilakukan oleh guru.
  4. Sejauh mungkin apa yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak yang sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang apakah seharusnya minat mereka.
Di samping masyarakat/kebudayaan dan pengetahuan, kebutuhan dan minat anak juga merupakan sumber penting bagi penentuan bahan pelajaran. Tiap kurikulum harus memperhatikan anak. Berapa banyak perhatian itu bergantung pada kedudukan dan peranan yang diberikan kepadanya. Dalam kurikulum yang bersifat child-centered anak itu merupakan sumber utama sedangkan dalam kurikulum yang society-centered peranan anak minimal, sedangkan kurikulum yang menggunakan developmental tasks diberikan peranan yang sama kepada anak dan masyarakat.
Di samping dunia pengetahuan dan masyarakat, anak juga dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran agar anak itu dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Untuk itu perlu dipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhannya dan apa minatnya.
Perhatian kepada anak sebagai individu yang mempunyai hakikat tersendiri sebagai anak baru bangkit setelah Rousseau yang kemudian diperluas dan clipopulerkan oleh tokoh-tokoh pendidikan seperti Froebel, Montessori dan lain-lain. Sebelumnya anak banyak dipandang sebagai orang dewasa dalam miniatur, dalam bentuk kecil. Pakaian anak seperti orang dewasa dan daripadanya dituntut kelakuan yang sesuai dengan orang dewasa.
Lambat laun diperoleh pengakuan atas kedudukan anak sebagai manusia sepenuhnya pada setiap taraf perkembangannya, sebagai anak maupun pemuda yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan di sekolah. Akhirnya sebagai puncak penghargaan atas pribadi anak timbullah kurikulum yang menjadikan anak sebagai sumber dan tujuan utama yang dikenal sebagai “child-centered curriculum”.
E.     PERKEMBANGAN ANAK DIDIK
Teori umum perkembangan anak didik:
1.      Empirisme
Teori ini bertolak dari tradisi Lockean yang lebih mementingkan stimulasi
eksternal dalam perkembangan manusia termasuk dalam proses pendidikan. Teori yang dipelopori oleh John Locke ini berpandapat bahwa perkembangan anak tergantung dari pengalamannya, sedangkan pembawaannya tidak penting. John Locke merintis aliran baru yang dikenal dengan teori “Tabula Rasa” yang beranggapan bahwa anak terlahir ke dunia bagaikan kertas putih. Istilah lain dari empirisme adalah environmentalisme, sebab aliran ini menekankan pengalaman empiris yang berupa rangsangan yang berasal dari lingkungan (environment)
2.      Nativisme
Teori Nativisme dipelopori oleh Schopenhauer (1788-1860) yang berpendapat bahwa bayi manusia sejak lahir sudah dikaruniai bekal bakat dan potensi baik dan buruk. Sehingga anak sudah membawa bakat atau potensinya sendiri-sendiri. Sedangkan faktor eksternal yang berupa pengalaman dianggap tidak akan mempengaruhi. Menurut teori Nativisme ini, anak yang sudah membawa potensi jahat nantinya akan menjadi manusia jahat, sebaliknya anak yang membawa potensi baik akan menjadi baik pula. Oleh karena itu, yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah faktor dari dalam, yaitu potensi baik buruk tersebut, sedangkan faktor luar (pengalaman lingkungan) tidak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
3.      Naturalisme
Teori Naturalisme dipelopori oleh Jean Jacques Rousseau (1712-1778) yang berpendapat bahwa anak sejak lahir sudah membawa potensi baik. Adapun akhirnya ia menjadi jahat disebabkan oleh pengaruh negatif dari masyarakat yang memang sudah rusak atau jahat. Oleh karena itu, supaya anak tidak terpengaruh dengan kejelekan itu maka anak harus dijauhkan dari masyarakat. Akibatnya pandangan yang begitulah maka aliran naturalisme dari J.J. Rousseau ini juga dikenal dengan teori negativisme.
4.      Konvergensi
Teori ini mencoba mensintesiskan teori-teori yang telah disebut di atas. Teori yang dipelopori oleh William Stern (1871-1939) ini beranggapan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yaitu potensi yang dibawa sejak lahir juga dipengaruhi oleh pengalaman. Faktor internal (sebagaimana dijelaskan oleh Nativisme dan Naturalisme) serta faktor eksternal (sebagaimana dituturkan oleh Empirisme) sama-sama memperoleh peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ada lima asas perkembangan pada diri anak didik menurut Sutari Imam Barnadib (1995):
1.      Tubuhnya selalu berkembang sehingga semakin lama semakin dapat menjadi alat untuk menyatakan kepribadiannya.
2.      Anak dilahirkann dalam keadaan tidak berdaya, hal ini menyebabkan dia terikat pada pertolongan orang dewasa yang bertanggung jawab.
3.      Anak membutuhkan pertolongan dan perlindungan serta membutuhkan pendidikan untuk kesejahteraan anak didik.
4.      Anak mempunyai daya berekspresi, yaitu kekuatan untuk menemukan hal-hal baru di dalam lingkungannya dan menuntut pendidik untuk memberi kesempatan kepadanya.
5.      Anak mempunyai dorongan untuk mencapai emansipasi dengan orang lain.
Henry Alexander Murray membagi tipe kepribadian anak didik menjadi beberapa macam, yaitu:
1.      Autonomy, yang ditandai dengan keinginan melakukan sesuaatu secara sendiri, bertindak dan berinisiatif sendiri, tidak senang dibantu orang lain, tidak senang disuruh-suruh.
2.      Affiliation, yang ditandai dengan senang bersama anak lain, suka bersahabat, suka memperbanyak teman, selalu ingin dekat dan bekerja sama dengan orang lain, saling membutuhkan dengan teman dan sahabatnya.
3.      Succurance, yang ditandai dengan sikap manja, ingin orang lain selalu membantunya, ingin selalu minta tolong, lebih senang kalau orang lain melayaninya.
4.      Nurturrance, yang ditandai dengan sikap pemurah, yakni senang memberi kepada teman, selalu membagi apa yang dimilikinya kepada teman.
5.      Agression, yang ditandai dengan sikap agresif, ingin menang sendiri, mudah tersinggung, cepat marah, jika diganggu akan menyerang balik dengan keras bahkan berlebihan.
6.      Dominance, yang ditandai dengan ingin menguasai atau mengatur teman, ingin tampil menonjol, cepat mengambil inisiatif untuk membangkitkan semangat kelompok, ingin menjadi ketua atau pengurus kelas.
7.      Achievment, yang ditandai dengan semangat kerja yang tinggi untuk berprestasi, ingin bisa melakukan suatu karya, tugas-tugas di sekolah dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan cenderung tidak mau dibantu.
Howard Gardner (1993) mengungkapkan kecerdasan ganda anak, yang meliputi unsur-unsur:
1.      Kecerdasan Matematik; yaitu kemampuan akal anak didik untuk menggunakan angka-angka secara efektif dan berpikir secara nalar.
2.      Kecerdasan Lingual; yaitu kemampuan akal peserta didik untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan.
3.      Kecerdasan Musikal; yaitu kemampuan yang dimiliki anak didik untuk mempersepsikan, mendiskriminasikan, mengubah dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik.
4.      Kecerdasan Visual-spasial; yaitu kemampuan anak didik untuk menangkap dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan perubahan-perubahan terhadap persepsi tersebut.
5.      Kecerdasan Kinestetik; yaitu kemampuan yang dimiliki anak didik dalam menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan atau menggunakan kedua tangan untuk menghasilkan dan mentransformasikan sesuatu.
6.      Kecerdasan Interpersonal; yaitu kemampuan yang dimiliki anak didik untuk mempersepsikan dan menangkap perbedaan-perbedaan mood, tujuan, motivasi dan perasaan-perasaan orang lain.
7.      Kecerdasan Intrapersonal; yaitu kemampuan menyadari diri dan mewujudkan keseimbangan mental-emosional dalam diri anak didik untuk bisa beradaptasi sesuai dengan dasar dari pengetahuan yang dimiliki.
8.      Kecerdasan Natural; yaitu kemampuan anak didik untuk peka terhadap lingkungan alam.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Ada tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Tiga unsur tersebut yaitu guru atau pendidik, siswa atau anak didik dan kurikulum.
Anak didik adalah anak yang karena ketergantungannya menimbulkan tanggungjawab pendidikan pada orang dewasa, sehingga secara sengaja orang dewasa itu memberikan bantuan ke arah kedewasaan.
Kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Adapun hubungan antara kurikulum dengan anak yaitu:
1.      Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
2.      Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan juga berguna untuk menghadapi kebutuhannya masa mendatang.
3.      Anak hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatannya sendiri dan tidak sekedar penerima pasif apa yang dilakukan oleh guru.
4.      Sejauh mungkin apa yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak yang sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang apakah seharusnya minat mereka.
B.     SARAN
Dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum hendaknya perlu memperhatikan aspek anak didik. Perkembangan anak didik harus diperhatikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum harus memperhatikan perkembangan, kemampuan dan minat anak didik. Sehingga, dalam prakteknya kurikulum tersebut dapat mendorong perkembangan anak didik bukan menekan perkembangannya dengan membebani anak didik.


DAFTAR PUSTAKA

Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama Yogyakarta.
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar