Kuliah

Jumat, 04 Januari 2013

Puisi Lawas


, ku lihat kunang entah mengapa ia berlinang, kelipnya memancarkan kegelapan, rupanya memecahkan kegelapan, aku ingin tepa bersama kunang, di tengah sawah malam ini, aku ingin ketenangan bersama kunang, ia nampaknya bisa terbang bebas mengitari sawah, aku ingin bebas mengitari dunia, mengitari segalakegelapan malam, menghempas bebas di dinginya alam, aku ingin meraung tanpa ada yang peduli, aku ingin menghujam tanpa ada yang tersakiti, aku ingin kunang itu tepat menemaniku di tepi sawah malam ini, sejenak, aku meratapi hidup tanpa beban, sejadinya beban itu ku hempas ke rembulan yang tertutup awan, biar ia saja yang menikmati bebanku, membaurkannya di semua celah angkasa raya, biar aku bisa tertawa, tertawa tanpa ada penyesalan, tertawa karena aku ksatria, aku bisa menikmati dunia, tanpa rembulan tapi dengan kunang,

, riwayat kini berubah menjadi mayat, tiap kata terucap selalu menyayat, sekiranya sudah tak lagi ada ayat ayat, yang ada hanya satu mayat, siapa??? kuburan malam ini terlalu sepi, bagai tak berpanghuni, aku ingin disana tapi seakan aku belum rela sejenak meninggalkan nyata, aku terus melaju di dinginnya malam, menemui sang pujaan hati,

, aku seperti menggelora, bagai cinta pertama tumbuh seadanya, tulus seperti kecambah, tak ada yang berkurang, aku ingin mencinta sepanjang malam dengannya, aku ingin ditemaninya setiap detik, walu dingin tetap saja aku mendekatinya, aku akan memeluknya hingga hayat ini meraung bebas di mayanya, seperti mawar putih yang menampakkan kesuciannya, kesucian akan cinta, kesucian akan jiwa dan kesucian akan mahkotanya,

, jika memang aku adalah malam, maka aku akan mendekap erat gemintang agar ia tetap seperti itu, tetap seperti perhiasan malam yang takkan hilang, tapi aku bukan malam yang bisa tetapkan nash nya, aku hanya aku, debu kecil terhampar di sela bumi yang tua, aku memang bukan bidadari ataupun malaikat, aku hanya pena kecil yang tetap menggorekan penanya di tiap sudut nyawaku, ,


, 08.24 , perjalanan pulang ,
, aku yang bersama nyawaku,