Disebuah negeri antah
berantah terdapat suatu kerajaan bernama Kerajaan Duriania dengan rajanya
bernama Raja Durduria yang santun dan rakyatnya yang ramah tamah. Karena
kesantunan raja kemudian rakyat sangat setia dengan rajanya dan raja sangat
menyayangi rakyatnya. Rakyat Duriana hidup dengan menanam buah-buahan dari berbagai jenis mulai dari
semangka, nanas, apel, dan lainnya. Tak jarang orang-orang menyebutnya dengan
kerajaan buah karena semua rakyatnya menanam buah-buahan.
Suatu ketika Pangeran
Mahkota Dewa anak dari Raja Durduria tengah bermuram durja, sudah tahun ke dua
puluh sembilan ia mencari cinta namun sia-sia hasilnya. Padahal Pangeran
Mahkota Dewa berparas tampan nan rupawan namun sayang ia tak pernah tahu dunia
luar. Kegiatannya sehari-hari adalah berlatih perang dan belajar ilmu
ketatanegaraan sehingga masa mudanya hampa tanpa sahabat. Melihat demikian Raja
Duriana dan Permaisuri Anggura merundingkan untuk mencarikan jodoh Pangeran
Mahkota Dewa dan pangeran pun menyetujui ide sang ayahanda dan ibundanya namun
dengan mengadakan sayembara.
Tepat sebulan sebelum
ulang tahunnya yang ke tiga puluh ia mengadakan sayembara untuk para
gadis-gadis cantik dari seluruh kerajaan di jagat raya seperti kerajaan rempah,
kerajaan sayur, kerajaan obat dan lainnya. Pangeran Mahkota Dewa mengundang
gadis-gadis cantik itu di kerajaannya. Benar setelah undangan tersebar dan hari
itu tiba gadis-gadis itu berkumpul di kerajaan dengan berdandan cantik dan
wangi. Setelah semua gadis-gadis datang kemudian pangeran berkata “Wahai
gadis-gadis, kaliah adalah wanita pilihan yang akan menjadi pendampingku, namun
dari kalian hanya satu yang akan aku pilih untuk mendampingiku, hanya satu.”
Selanjutnya pangeran menyuruh abdi-abdinya untuk memberikan satu biji kepada
masing-masing peserta sayembara dan berkata “Yang kalian terima adalah biji
bunga yang akan tumbuh indah dan subur. Bawalah pulang biji bunga itu kemudian
tanamlah dan sebulan kemudian datang kemari dan tunjukan kepadaku.”
Benar, setelah para
gadis-gadis pulang mereka kemudian menanamnya
ke dalam pot dan menyiraminya setiap hari, bunga-bunga itu pun tumbuh
seiring berjalannya waktu. Setelah tiga minggu bunga itu merekah dan indah warnanya.
Namun dari sekian gadis ada satu gadis yang merasakan kebinggungan, yaitu Ni
Bluberia, pasalnya biji bunga yang ia terima tidak tumbuh, sudah ia rawat,
ditanam di pot, diberi pupuk, disirami setiap hari namun tetap saja tidak
tumbuh. Melihat teman-temannya tengah bersuka ria dengan bunga yang kian
berwarna-warni ia semakin gusar dan takut. Sampai hari ulang tahun pangeran
tiba, biji bunga yang ia tanam tidak tumbuh juga. Kemudian Ni Bluberia dengan
malu membawa pot berisi biji bunga itu ke kerajaan.
Di kerajaan para
gadis-gadis tampil dengan ayu, pakaian baru, wangi dan tentu saja dengan bunga
mereka yang berwarna-warni. Kerajaan Duriania seperti kebanjiran bunga yang
dibawa gadis-gadis itu. Tiba-tiba, Pangeran Mahkota Dewa muncul dari pintu
utama kerajaan dan berkata “Selamat datang para gadis-gadis, sekarang adalah
hari ulangtahunku dan aku akan memilih satu diantar kalian untuk menjadi
permasuriku. Sebulan yang lalu aku telah memberikan biji bunga kepada kalian,
dan sekarang tunjukkan hasil dari kalian menanam biji bunga itu.” Dengan sigap
para gadis-gadis menunjukkan bunga yang tengah bermekaran. Namun, di sisi kiri
ada seorang gadis dengan dandanan biasa menunduk malu karena biji bunganya
tidak tumbuh sama sekali. Kemudian pangeran berkata “Apakah ada diantara kalian
yang menanam biji bunga tetapi tidak tumbuh?”. Ni Bluberia dengan perasaan
takut kemudian menghadap pangeran dan meminta maaf karena biji bunga itu tidak
tumbuh. Ditengah suasana itu para gadis lain menertawakannya dan mengejeknya
tidak bisa menanam dan merawat dengan baik. Tapi, pangeran berkata lain “Inilah
permaisuriku, dia akan mendampingiku seumur hidupku”. Ni Bluberia kemudian
kaget dan gadis lain pun tercengang. Salah satu dari mereka pun berkata
“Pangeran, mengapa Bluberia yang kau pilih? Mengapa tidak kami saja yang lebih
cantik dari dia?”. Pangeran dengan kewibawaannya berkata “Memang dia tidak
cantik, memang biji bunganya tidak tumbuh tapi satu yang harus kalian ketahui
dia cantik dari hatinya, dia jujur dengan keadaanya. Dan satu lagi, bahwa biji
bunga yang kuberikan sebulan yang lalu itu bukanlah biji bunga yang bisa
tumbuh. Jadi, kalian telah berbohong kepadaku kalau biji bunga itu tumbuh dan
mempunyai warna menarik.” Pangeran dan Bluberina pun menikah dan bahagia.
Selanjutnya para gadis-gadis itu pulang dengan sangat malu dan menyadari bahwa
kejujuran itu sangatlah penting dan harus dijaga dimana saja. [sya]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar