Kuliah

Kamis, 08 Desember 2011

Dongeng : PANGERAN MAHKOTA DEWA DAN BIJI BUNGA


Disebuah negeri antah berantah terdapat suatu kerajaan bernama Kerajaan Duriania dengan rajanya bernama Raja Durduria yang santun dan rakyatnya yang ramah tamah. Karena kesantunan raja kemudian rakyat sangat setia dengan rajanya dan raja sangat menyayangi rakyatnya. Rakyat Duriana hidup dengan menanam  buah-buahan dari berbagai jenis mulai dari semangka, nanas, apel, dan lainnya. Tak jarang orang-orang menyebutnya dengan kerajaan buah karena semua rakyatnya menanam buah-buahan.
Suatu ketika Pangeran Mahkota Dewa anak dari Raja Durduria tengah bermuram durja, sudah tahun ke dua puluh sembilan ia mencari cinta namun sia-sia hasilnya. Padahal Pangeran Mahkota Dewa berparas tampan nan rupawan namun sayang ia tak pernah tahu dunia luar. Kegiatannya sehari-hari adalah berlatih perang dan belajar ilmu ketatanegaraan sehingga masa mudanya hampa tanpa sahabat. Melihat demikian Raja Duriana dan Permaisuri Anggura merundingkan untuk mencarikan jodoh Pangeran Mahkota Dewa dan pangeran pun menyetujui ide sang ayahanda dan ibundanya namun dengan mengadakan sayembara.
Tepat sebulan sebelum ulang tahunnya yang ke tiga puluh ia mengadakan sayembara untuk para gadis-gadis cantik dari seluruh kerajaan di jagat raya seperti kerajaan rempah, kerajaan sayur, kerajaan obat dan lainnya. Pangeran Mahkota Dewa mengundang gadis-gadis cantik itu di kerajaannya. Benar setelah undangan tersebar dan hari itu tiba gadis-gadis itu berkumpul di kerajaan dengan berdandan cantik dan wangi. Setelah semua gadis-gadis datang kemudian pangeran berkata “Wahai gadis-gadis, kaliah adalah wanita pilihan yang akan menjadi pendampingku, namun dari kalian hanya satu yang akan aku pilih untuk mendampingiku, hanya satu.” Selanjutnya pangeran menyuruh abdi-abdinya untuk memberikan satu biji kepada masing-masing peserta sayembara dan berkata “Yang kalian terima adalah biji bunga yang akan tumbuh indah dan subur. Bawalah pulang biji bunga itu kemudian tanamlah dan sebulan kemudian datang kemari dan tunjukan kepadaku.”
Benar, setelah para gadis-gadis pulang mereka kemudian menanamnya  ke dalam pot dan menyiraminya setiap hari, bunga-bunga itu pun tumbuh seiring berjalannya waktu. Setelah tiga minggu bunga itu merekah dan indah warnanya. Namun dari sekian gadis ada satu gadis yang merasakan kebinggungan, yaitu Ni Bluberia, pasalnya biji bunga yang ia terima tidak tumbuh, sudah ia rawat, ditanam di pot, diberi pupuk, disirami setiap hari namun tetap saja tidak tumbuh. Melihat teman-temannya tengah bersuka ria dengan bunga yang kian berwarna-warni ia semakin gusar dan takut. Sampai hari ulang tahun pangeran tiba, biji bunga yang ia tanam tidak tumbuh juga. Kemudian Ni Bluberia dengan malu membawa pot berisi biji bunga itu ke kerajaan.
Di kerajaan para gadis-gadis tampil dengan ayu, pakaian baru, wangi dan tentu saja dengan bunga mereka yang berwarna-warni. Kerajaan Duriania seperti kebanjiran bunga yang dibawa gadis-gadis itu. Tiba-tiba, Pangeran Mahkota Dewa muncul dari pintu utama kerajaan dan berkata “Selamat datang para gadis-gadis, sekarang adalah hari ulangtahunku dan aku akan memilih satu diantar kalian untuk menjadi permasuriku. Sebulan yang lalu aku telah memberikan biji bunga kepada kalian, dan sekarang tunjukkan hasil dari kalian menanam biji bunga itu.” Dengan sigap para gadis-gadis menunjukkan bunga yang tengah bermekaran. Namun, di sisi kiri ada seorang gadis dengan dandanan biasa menunduk malu karena biji bunganya tidak tumbuh sama sekali. Kemudian pangeran berkata “Apakah ada diantara kalian yang menanam biji bunga tetapi tidak tumbuh?”. Ni Bluberia dengan perasaan takut kemudian menghadap pangeran dan meminta maaf karena biji bunga itu tidak tumbuh. Ditengah suasana itu para gadis lain menertawakannya dan mengejeknya tidak bisa menanam dan merawat dengan baik. Tapi, pangeran berkata lain “Inilah permaisuriku, dia akan mendampingiku seumur hidupku”. Ni Bluberia kemudian kaget dan gadis lain pun tercengang. Salah satu dari mereka pun berkata “Pangeran, mengapa Bluberia yang kau pilih? Mengapa tidak kami saja yang lebih cantik dari dia?”. Pangeran dengan kewibawaannya berkata “Memang dia tidak cantik, memang biji bunganya tidak tumbuh tapi satu yang harus kalian ketahui dia cantik dari hatinya, dia jujur dengan keadaanya. Dan satu lagi, bahwa biji bunga yang kuberikan sebulan yang lalu itu bukanlah biji bunga yang bisa tumbuh. Jadi, kalian telah berbohong kepadaku kalau biji bunga itu tumbuh dan mempunyai warna menarik.” Pangeran dan Bluberina pun menikah dan bahagia. Selanjutnya para gadis-gadis itu pulang dengan sangat malu dan menyadari bahwa kejujuran itu sangatlah penting dan harus dijaga dimana saja. [sya]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar